Sabtu, 04 Januari 2014

PEMBOM TAKTIS TNI AU, SUKHOI 34 PLATYPUS (FULLBACK BOMBER)?

Jumlah pesawat tempur Su-34 taman di angkatan udara Rusia bisa mencapai 140 unit
Setelah Pembom Strategis TU 22 dipesan, giliran Pembom Taktis yang didatangkan yaitu Sukhoi 34 Platypus (fullback Bomber). Jumlahnya hanya satu skuadron saja, ditandai dengan pemesanan simulator yang telah dipesan, memungkinkan pilot mampu menghemat biaya dan tetap terjaga keberadaannya hingga waktu yang telah ditetapkan/diperlukan.
Sukhoi Su-34 (kode NATOFullback) adalah pesawat tempur serang berkursi ganda mutakhir buatan Rusia, yang dikembangkan dari Su-27Pesawat ini direncanakan untuk menggantikan Su-24 'Fencer'.
Sukhoi Su-34 (Russian: Сухой Су-34) (untuk ekspor Su-32, adalah pesawat tempur-bomber dan pesawat serang canggih.Pesawat yang oleh NATO diberi nama Fullback ini, sebenarnya memiliki nama resmi Platypus dan di rancang untuk menggantikan Sukhoi Su-24. Pesawat tempur-bomber dari varian Sukhoi Su-27, yang untuk versi ekspor dikenal dengan SU-32, mulai dikembangkan oleh Uni Soviet (saat ini Rusia) pada tahun 1980, dan berhasil terbang pada tanggal 13 April 1990. Rusia mulai memproduksi SU-34 dengan skala penuh pada 2008 di pabrik pesawat Novosibirsk, anak perusahaan Sukhoi Aircraft Holding.
Versi khusus pesawat tempur serang dari Su-27 mulai dikembangkan Sukhoi pada 1980-an dengan nama T-10V. Pesawatini pertama kali terbang pada tanggal 13 April1990. Penamaan resminya adalah Su-27IBIstrebitel Bombardirovschik, "Tempur Pengebom"). 
Pesawat ini mempunyai kursi ganda dengan konfigurasi berdampingan (side by side) dan di proyeksikan sebagai pesawat tempur maritim, dengan daya jelajah tanpa re-fuelling mencapai 4.000 km dan dengan 3 kali re-fuelling mampu menjelajah hingga 14.000 km, sangat cocok untuk pesawat tempur maupun patroli maritim yang membutuhkan daya jelajah yang cukup luas. Pesawat ini mampu menyerang sasaran dalam berbagai keadaan cuaca, siang atau malam.
Salah satu keunikan dari pesawat Su-34 Fullback/Platypus ini adalah pengutamaan kenyamanan bagi para penerbangnya seperti penggunaan pressurization dengan air conditioning system pada ruang kokpit dan juga terdapat ruangan untuk beristirahat di belakang kursi pilot. Selain itu juga terdapat kursi pemijat type K-36 bagi kedua pilotnya. Hal ini dikarenakan daya jelajahnya yang cukup jauh.

Pengembangan

Versi khusus pesawat tempur serang dari Su-27 mulai dikembangkan Sukhoi pada 1980-an dengan nama T-10VPesawatini pertama kali terbang pada tanggal 13 April 1990. Penamaan resminya adalah Su-27IB (IB: Istrebitel Bombardirovshchik, "Tempur Pembom").
Dirancang berdasarkan Su-27 yang impresif, Su-34 adalah sebuah bomber “berketinggian-rendah” yang didesain untuk menggantikan Su-24. Purwarupa pertama Su-34 adalah pesawat trainer dua-tempat duduk tandem Su-30 yang dimodifikasi, yang merupakan varian dari Su-27, yang di-rekonfigurasi dengan tempat duduk berdampingan dalam sebuah bodi pesawat yang diperlebar. Di dalam hidung pesawat yang diperlebar, terdapat radar terrain-following dan sistem terrain-avoidance yang dibutuhkan untuk penerbangan ketinggian rendah. Selanjutnya, bentuk hidung direvisi menjadi datar dan tajam seperti milik SR71 Blackbird untuk mengurangicross-section radar pesawat. Seperti Su-27, Su-37 juga memiliki radar yang menghadap ke belakang, terletak di antara mesin untuk melacak target yang berada di belakang pesawat.
Pengembangan dari Su-27 menjadi Su-34 termasuk pemakaian sistem avionik canggih, penambahan canard seperti pada Su-33, manuverabilitas yang lebih baik, jarak yang lebih jauh, dan peningkatan performa penerbangan ketinggian-rendah. Su-34 pada awalnya dikenal sebagai Su-27IB, yang diharapkan untuk menggantikan pembom Su-24 pada 2010. Varian lanjut dari Su-34 adalah Su-32FN yang dikembangkan untuk penyerangan maritim dan tugas pengintaian. Beberapa laporan menyatakan bahwa Su-34 juga dibuat versi lautnya (mungkin dirancukan dengan Su-33UB) yang dilengkapi dengan mesin yang lebih kuat untuk mengurangi jarak take-off, tetapi varian ini diragukan karena Rusia hanya memiliki 1 kapal induk.

Operator

Russian Air Force Su-34.jpg
Russian Air Force Sukhoi Su-34.jpg
AL-31FN.jpg
 Rusia

Spesifikasi (Su-34)

Su-34-line.gif
Data dari Sukhoi data,[2] Gordon and Davison[3] AF Technology[4]
Ciri-ciri umum
  • Kru: Two
  • Panjang: 23.34 m (72 ft 2 in)
  • Rentang sayap: 14.7 m (48 ft 3 in)
  • Tinggi: 6.09 m (19 ft 5 in)
  • Berat isi: 39,000 kg (85,980 lb)
  • Berat berguna: 8,000 kg (17,600 lb)
  • Berat maksimum saat lepas landas: 45,100 kg (99,425 lb)
  • Mesin: 2 × Lyulka AL-35F turbofans, 137.2 kN (30,845 lbf) with afterburner masing-masing
Kinerja
  • Laju maksimum:
    • High altitude: Mach 1.8 (1,900 km/h, 1,180 mph)
    • Low altitude: Mach 1.2 (1,400 km/h, 870 mph) at sea level
  • Radius tempur: 1,100 km (680 mi)
  • Jangkauan feri: 4,000 km (2,490 mi)
  • Langit-langit batas: 15,000 m (49,200 ft)
  • Beban sayap: 629 kg/m² (129 lb/ft²)
  • Dorongan/berat: 0.68
Persenjataan
  • 1 × 30 mm Gryazev-Shipunov GSh-30-1 (9A-4071K) cannon, 150 rounds
  • Defensive weapons include the R-27 Alamo, R-73 Archer and R-77 Adder series, with the PESA providing the capability to track ten targets and concurrently engage four with BVR missile shots.
  • 10 × wing and fuselage stations for up to 8,000 kg (17,630 lb) of ordnance, including Kh-29L/T, Kh-25MT/ML, Kh-25MP, Kh-36, Kh-38, Kh-41, Kh-59M, Kh-58, Kh-31P, Kh-35 Ural, Kh-41, Kh-65S, Kh-SD, 2 Moskit, 3 × Jachont air-to-ground missiles, KAB-500L/KR or KAB-1500L guided bombs, unguided bombs, B-8 rocket pods with 20 × 80 mm S-8 rockets, B-13 rocket pods with 5 × 122 mm S-13 rockets, O-25 rocket pods with 1 × 340 mm S-25 rocket, fuel tanks, EW- and reconnaissance pods.

Tahun 2014 merupakan titk didih Indonesia, masa depan bangsa ini sedang diukir. Siapa yang akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan SBY? yang merupakan 'Bapak Modernisasi TNI' telah memberikan pondasi yang kokoh untuk kekuatan militer yang disegani. Tahun ini pula, negara-negara agresor berusaha menancapkan kuku-kukunya ke bumi pertiwi dengan berbagai hal termasuk invasi. Percayalah, TNI sudah memetakan segala kemungkinan yang akan terjadi, ini termasuk jawabannya. 

5 komentar:

  1. jadi ingat statemen pak menhan purnomo dulu saat pembelian SU batch 3 sebanyak 6 unit.
    kata pak pur waktu itu : "indonesia akan beli sukhoi dengan kemampuan serang maritim".
    pdhal sukhoi yg ada saat itupun jg pny kemampuan serang maritim jika dipasang rudal antikapal. Ternyata yg beliau maksud adalah si platypus ini. Jadi pembelian platypus ini berbarengan dengan pembelian 6 su 30 batch 3. mantap strateginya pak pur.

    BalasHapus